KAMPUS 1 –
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta (KBMU) kembali melakukan
kegiatan bersama, kali ini dalam rangka memperingati momentum Hari Pendidikan
Nasional (Hardiknas). Kegiatan ini dapat dikatakan cukup berbeda dari
kegiatan-kegiatan yang pernah ada di UPY sebelumnya, yaitu aksi damai. Aksi
yang menyuarakan keresahan-keresahan mahasiswa terkait pendidikan khususnya di
UPY ini mengangkat tema “Bersaing Secara Global. 2030 Go International. Apakah Kita Mampu????!!!!!!!!!” dengan slogan
AMUK MASA (Aliansi Mahasiswa UPY Kritis Mengubah Sejarah).
Aksi ini dilakukan pada
Rabu, tepat tanggal 2 Mei 2018. Meski terik, sekitar jam 13:30 WIB puluhan
mahasiswa yang mewakili setiap organisasi intra kampus berbondong-bondong
menuju auditorium dengan berjalan kaki dari titik kumpul di kampus unit 2.
Terdapat
empat tuntutan yang disuarakan mahasiswa UPY dalam aksi ini, yaitu: (1)
Tingkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar (dosen); (2) Sinergitas
antara Wakil Rektor I bidang akademik, tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
selaku civitas akademika; (3) Kejelasan regulasi kepala bagian sarana dan
prasarana mengenai Standard Operational
Procedural (SOP) peminjaman/ penggunaan fasilitas kampus; (4) Support dan apresiasi kepada mahasiswa
berprestasi di UPY. Keempat tuntutan tersebut disampaikan oleh perwakilan
mahasiswa setelah melalui diskusi di hari sebelumnya. Tujuannya adalah
merevitalisasi peran mahasiswa sebagai agen
of control terhadap kebijakan-kebijakan kampus sebab pihak lembaga dan
mahasiswa tentu memiliki peranan masing-masing untuk mencapai visi UPY yang
merupakan tanggungjawab seluruh civitas akademika UPY.
Menyikapi
empat tuntutan dari mahasiswa tersebut, pihak lembaga khususnya rektorat
menyampaikan beberapa hal. Diantaranya yaitu lembaga bersifat terbuka untuk
aksi semacam ini selama disampaikan dengan cara yang baik dan semua tuntutan akan
ditindaklanjuti. Selain itu pihak lembaga sudah melakukan beberapa hal untuk
peningkatan mutu dan kualitas kampus. Seperti merekrut sekitar 25 dosen dan
karyawan baru dan penganggaran dana untuk pembangunan gedung ormawa mulai tahun
depan. Disampaikan pula bahwa seluruh fasilitas yang ada dapat digunakan untuk
kepentingan mahasiswa, dan SOP terkait alur penggunaannya akan segera
dibuat. Pihak rektorat juga meminta data
mahasiswa berprestasi agar disampaikan langsung kepada Rektor melalui Wakil
Rektor III.
Aksi
ini berlangsung damai dan lancar, semua pihak terkait nampak kooperatif dalam
menerima dan menyampaikan tuntutan. Ditutup dengan menyanyikan lagu darah juang
bersama, para mahasiswa keluar auditorium dan melanjutkan kegiatan
masing-masing. “Aksi semacam ini terakhir ada di UPY pada tahun 1990. Saya
bersama teman-teman KBMU mencoba menunjukkan bahwa aksi mahasiswa tidak
selamanya negatif dan anarkis. Sebagai mahasiswa, kami memiliki kesadaran untuk
tetap menjaga nama baik kampus. Tentunya kami akan mengawal keberlanjutan dari
hal-hal yang tadi telah disampaikan pihak lembaga. Selain pemenuhan tuntutan,
harapan lain adalah mahasiswa, dosen, dan masyarakat dapat melihat aksi semacam
ini sebagai sesuatu yang wajar selama masih sesuai dengan batas-batas yang ada”
ujar Taufiq selaku Presiden Mahasiswa UPY.
(putri/pers)