TRILOGI PERPUSTAKAAN KELAMIN

Penulis: Sanghyang Mughi Pancaniti

Perpustakaan Kelamin

    Menceritakan tentang perjuangan Hariang demi buku dalam pertaruhan kelamin. Berlatar di Cigenteul, Sumedang Jawa Barat cerita tersebut dimulai, tokoh utama yakni Hariang yang didik oleh ibunya yang bernama Hilmi untuk mencintai buku lebih dari apapun dan siapapun. Dimulai dari hariang kecil yang didik ibunya dengan sangat keras, lalu cerita tentang perkumpulan semacam organinasi yang bernama PAKU (Pasukan Anti Kuliah), tak hanya orang yang tidak kuliah yang mengikuti organinasi tersebut, namun ada juga yang kuliah namun tidak perduli dengan perkuliahannya tersebut lebih tebatnya diabaikan. Beragam-macam orang yang ada di PAKU tersebut dan itu yang menjadi keunikannya. Dalam PAKU sering membahas tentang buku-buku karya orang ternama maupun yang jarang kita tau akan orang tersebut namun karya tetaplah karya sampai kapanpun karya tersebut tidak akan mati ditelan waktu, namun akan selalu membekas dihati pembaca. Pembahasan anggota PAKU beragam mulai dari buku tentang islam, sejarah tentang buku, pembuatannya, sampai pemusnahan buku di Indonesia. Namun dalam pengakhiran kisah perpustakaan yang sudah lama dibangun oleh bu Hilmi bumi hangus dimakan si jago merah yang menyebabkan bu Hilmi menjadi setres seketika. 

Perpustakaan (Dua) Kelamin

       Menceritakan tentang Buku dan dendam yang tak terbalaskan, melanjutkan dari perpustaakan yang dibakar dan dalang dari kebakaran tersebut adalah kang Ulun yang membakar perpustakaan tersebut. Demi kelamin dan demi buku. dalam series kedua ini sangat tragis apalagi bagian dimana kematian Kang ulun menjadi sebuah momok tersendiri bagi Hariang. Singkat cerita pernikahan Hariang dengan Drupadi hendak dilaksakanan, namun dengan syarat mas kawinnya adalah buku yang ditulis oleh Hariang sendiri. Kesulitan dihanda oleh Hariang berbagai metode para penulis yang dibaca dipraktekan mulai dari digantung, masuk penjara dan lain-lain dilakakukan Hariang namun tak kunjung ada inspirasi. Tak disangka inspirasi datang ketika Hariang menulis dikuburan Kang ulun. Singkat cerita Pernikahan telah selesai dan yang ditulis Hariang bukanlah novel melainkan Memoar tentang dirinya, tentang perjalanan hidupnya tentang kelamin yang tak ada lagi pada selangkangannya.

Akhir Perpustakaan Kelamin

       Menceritakan tentang perjuangan Hariang untuk menerbitkan bukunya yakni yang berisi memoar yang iya hadiahkan untuk mas kawin Drupadi. Perjuangan masih berlanjut dalam series ketiga akhir Perpustakaan kelamin dalam bagian ini tertulis betul bagaimana perjuangan Hariang dalam menerbitakan buku yang ditulis dan beragam macam kendala yang dihadapi. Mulai dari tidak setujunya Drupadi akan niat Hariang yang ingin menerbitkan buku mas kawinnya tesebut hingga penolakan dari penerbit dengan alasan tidak sesuai tema. Namun kang Uni selaku teman Hariang memberi usul dengan menerbitkan sendiri buku tersebut. Kebetulan dulunya Drupadi pernah bekerja di penerbit besar sehingga bagian yang merivisi diserahkan kepada istrinya sendiri. Paragraph demi paragraph yang dirubah dan disesuaikan dengan alur cerita, bahkan organisasi PAKU adalah hiasan semata dan tak pernah ada namun terasa hidup dan nyata adanya. Dan begitulah sisanya biar kalian sendiri membaca Trilogi Perpustakaan Kelamin agar dapat merasakan sensasi dari setiap tokoh dalam cerita tersebut.

Lebih baru Lebih lama